Selasa, 30 Agustus 2011

Bodho masbro..!!!

Akhirnya lebaran juga masbro, setelah tertunda 24 jam karena pengumuman pak menteri agama kalo lebaran jatuh tanggal 31 agustus. Sebenarnya nggak ada yang salah dengan lebaran tanggal 30 ato tanggal 31 agustus. Yang salah cara kita menyikapinya dengan sudut pandang yang sempit sehingga menimbulkan suatu anggapan kalo pemerintah yang lemah dalam penentuan tanggal 1 syawal sampai dengan ketertinggalan kita dengan negara muslim lainnya dalam menentukan tanggal 1 syawal. Lha mosok arab saudi, mesir, yordania, yaman yang notabene negara dibagian barat indonesia dan malaysia, brunei yang satu daerah dengan kita sudah lebaran mosok kita masih menunda lebaran 24 jam kemudian.... Aneh, to..?
Yo mesti aneh to masbro. Lha piye? Seandainya penentuan tanggal 1 syawal atau rukyat tidak bisa dengan mata telanjang, yo paling tidak pake teleskop, to. Biar lebih cetho, mat leh nyawang, ora gontok gontokan di sidang isbat. Kalo tidak kelihatan beli teleskop yang paling canggih, daripada duite di korupsi wedus-wedus. Yo to masbro? Pada waktu rukyat jika bulan berada dibawah 4 derajat diatas horizon, mustahil kalo bisa dilihat dengan mata telanjang. Padahal selama bertahun tahun yang lalu kejadian seperti ini selalu terjadi pada sidang isbat.
Lha wong negara arab sudah pada lebaran mosok kita dinegeri yang lebih timur dari mereka malah tidak lebaran dengan alasan tidak melihat bulan. Lha wong pakenya mata telanjang sih, masbro. Coba pake teropong ato teleskopnya nasa, pasti ya kelihatan bulannya.
Tapi bagi saya pribadi itu semua bukan hal yang terlalu penting. bukankah kita ini pintere mung maido karo liyan, sampai sementara ini? sedang seandainya jika kita dihadapkan dengan kejadian seperti ini ora wurung yo ndlongap ndlongop koyok kethek ditulup. Paling tidak kita sudah berusaha menjadi warga negara yanga baik dengan menuruti perintah dari negara lewat keputusan sidang isbat kalo lebaran mundur. Seng sabar masbro.....